Siwa
Sidanta UTS semester IV
SOAL .
1. Jelaskan
proses penyebaran Siwa Sidhanta dari India sampai ke Bali !
2. Sebutkan
dan jelaskan sekte-sekte yang ada di dalam Siwa Sidhanta !
3. Jelaskan
bentuk Kristalisasi Siwa Sidhanta di Bali !
4. Apakah
saudara beragama Hindu ? jelaskan !
5. Bagaimana
anda menyikapi terhadap adanya Sang Pradaya, Krisna, dan Saibaba dalam konsep
Siwa Sidhanta ?
JAWAB.
1. Sekta
Siwa Sidhanta dipimpin oleh Maha Rsi Agastya di daerah Madyapradesh (India
tengah) kemudian menyebar ke Indonesia. Di Indonesia seorang Maha Rsi
pengembang sekta ini yang berasal dari pasraman Agastya Madyapradesh dikenal
dengan berbagai nama antara lain: Kumbhayoni, Hari Candana, Kalasaja, dan
Trinawindu. Yang populer di Bali adalah nama Trinawindu atau Bhatara Guru,
begitu disebut-sebut dalam lontar kuno seperti Eka Pratama.
Ajaran Siwa Sidhanta mempunyai ciri-ciri khas yang berbeda dengan sekta Siwa yang lain. Sidhanta artinya kesimpulan sehingga Siwa Sidanta artinya kesimpulan dari Siwaisme. Kenapa dibuat kesimpulan ajaran Siwa? karena Maha Rsi Agastya merasa sangat sulit menyampaikan pemahaman kepada para pengikutnya tentang ajaran Siwa yang mencakup bidang sangat luas.
Diibaratkan seperti mengenalkan binatang gajah kepada orang buta; jika yang diraba kakinya, maka orang buta mengatakan gajah itu bentuknya seperti pohon kelapa; bila yang diraba belalainya mereka mengatakan gajah itu seperti ular besar. Metode pengenalan yang tepat adalah membuat patung gajah kecil yang bisa diraba agar si buta dapat memahami anatomi gajah keseluruhan.
Bagi penganut Siwa Sidhanta kitab suci Weda-pun dipelajari yang pokok-pokok / intinya saja; resume Weda itu dinamakan Weda Sirah (sirah artinya kepala atau pokok-pokok). Lontar yang sangat populer bagi penganut Siwa Sidhanta di Bali antara lain Wrhaspati Tattwa. Pemantapan paham Siwa Sidhanta di Bali dilakukan oleh dua tokoh terkemuka yaitu Mpu Kuturan dan Mpu/Danghyang Nirartha.
Di India wahyu Hyang Widhi diterima oleh Sapta Rsi dan dituangkan dalam susunan sistematis oleh Bhagawan Abyasa dalam bentuk Catur Weda. Pengawi dan ahli Weda I Gusti Bagus Sugriwa dalam bukunya: Dwijendra Tattwa, Upada Sastra, 1991 menyiratkan bahwa di Bali wahyu Hyang Widhi diterima setidak-tidaknya oleh enam Maha Rsi. Wahyu-wahyu itu memantapkan pemahaman Siwa Sidhanta meliputi tiga kerangka Agama Hindu yaitu Tattwa, Susila, dan Upacara.
Ajaran Siwa Sidhanta mempunyai ciri-ciri khas yang berbeda dengan sekta Siwa yang lain. Sidhanta artinya kesimpulan sehingga Siwa Sidanta artinya kesimpulan dari Siwaisme. Kenapa dibuat kesimpulan ajaran Siwa? karena Maha Rsi Agastya merasa sangat sulit menyampaikan pemahaman kepada para pengikutnya tentang ajaran Siwa yang mencakup bidang sangat luas.
Diibaratkan seperti mengenalkan binatang gajah kepada orang buta; jika yang diraba kakinya, maka orang buta mengatakan gajah itu bentuknya seperti pohon kelapa; bila yang diraba belalainya mereka mengatakan gajah itu seperti ular besar. Metode pengenalan yang tepat adalah membuat patung gajah kecil yang bisa diraba agar si buta dapat memahami anatomi gajah keseluruhan.
Bagi penganut Siwa Sidhanta kitab suci Weda-pun dipelajari yang pokok-pokok / intinya saja; resume Weda itu dinamakan Weda Sirah (sirah artinya kepala atau pokok-pokok). Lontar yang sangat populer bagi penganut Siwa Sidhanta di Bali antara lain Wrhaspati Tattwa. Pemantapan paham Siwa Sidhanta di Bali dilakukan oleh dua tokoh terkemuka yaitu Mpu Kuturan dan Mpu/Danghyang Nirartha.
Di India wahyu Hyang Widhi diterima oleh Sapta Rsi dan dituangkan dalam susunan sistematis oleh Bhagawan Abyasa dalam bentuk Catur Weda. Pengawi dan ahli Weda I Gusti Bagus Sugriwa dalam bukunya: Dwijendra Tattwa, Upada Sastra, 1991 menyiratkan bahwa di Bali wahyu Hyang Widhi diterima setidak-tidaknya oleh enam Maha Rsi. Wahyu-wahyu itu memantapkan pemahaman Siwa Sidhanta meliputi tiga kerangka Agama Hindu yaitu Tattwa, Susila, dan Upacara.
Ajara
Siwa yang berkembang dibali adalah Siwa Siddhanta. Siddhanta artinya akhir dari
sesuatu yang telah dicapai, yang maksudnya adalah sebuah kesimpulan dari ajaran
yang sudah mapan. Ajaran ini merupakan hasil dari akulturasi dari banyak ajaran
Agama Hindu. Didalamnya kita temukan ajaran Weda, Upanisad, Dharmasastra,
Darsana (terutama Samkya Yoga), Purana dan Tantra. Ajaran dari sumber - sumber
tersebut berpadu dalam ajaran Tattwa yang menjadi jiwa atau intisari Agama
Hindu di Bali.
Dalam realisasinya, tata pelaksanaan kehidupan umat beragama di Bali juga menampakkan perpaduan dari unsur - unsur kepercayaan nenek moyang. Wariga, Rerainan (hari raya) dan Upakara sebagian besarnya merupakan warisan nenek moyang. Warisan ini telah demikian berpadu serasi dengan ajaran Agama Hindu sehingga merupakan sebuah satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan demikian, Agama Hindu di Bali mempunyai sifat yang khas sesuai dengan kebutuhan rohani orang Bali dari jaman dahulu hingga sekarang. Di masa sekarang ini, warisan Agama yang adhiluhung tersebut perlu kita jaga, rawat dan menyempurnakan pemahaman kita sehingga tetap bisa memenuhi kebutuhan jiwa keagamaan umatnya.
Dalam realisasinya, tata pelaksanaan kehidupan umat beragama di Bali juga menampakkan perpaduan dari unsur - unsur kepercayaan nenek moyang. Wariga, Rerainan (hari raya) dan Upakara sebagian besarnya merupakan warisan nenek moyang. Warisan ini telah demikian berpadu serasi dengan ajaran Agama Hindu sehingga merupakan sebuah satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan demikian, Agama Hindu di Bali mempunyai sifat yang khas sesuai dengan kebutuhan rohani orang Bali dari jaman dahulu hingga sekarang. Di masa sekarang ini, warisan Agama yang adhiluhung tersebut perlu kita jaga, rawat dan menyempurnakan pemahaman kita sehingga tetap bisa memenuhi kebutuhan jiwa keagamaan umatnya.
2.
Sekte-sekte yang ada di
dalam Siwa Sidhanta yaitu,
-
Sekte
Pasupata juga merupakan sekte pemuja Siwa. Bedanya dengan Siwa Sidhanta tampak
jelas dalam cara pemujaannya. Cara pemujaan sekte Pasupata dengan menggunakan
Lingga sebagai simbol tempat turunnya/berstananya Dewa Siwa. Jadi penyembahan
Lingga sebagai lambang Siwa merupakan ciri khas sekte Pasupata. Perkembangan
sekte Pasupata di Bali adalah dengan adanya pemujaan Lingga. Di beberapa tempat
terutama pada pura yang tergolong kuno, terdapat lingga dalam jumlah besar. Ada
yang dibuat berlandaskan konsepsi yang sempurna dan ada pula yang dibikin
sangat sederhana sehingga merupakan lingga semu.
-
sekte Waisnawa di Bali dengan jelas diberikan petunjuk dalam
konsepsi Agama Hindu di Bali tentang pemujaan Dewi Sri. Dewi Sri dipandang
sebagai pemberi rejeki, pemberi kebahagiaan dan kemakmuran. Di kalangan petani
di Bali, Dewi Sri dipandang sebagai dewanya padi yang merupakan keperluan hidup
yang utama. Bukti berkembangnya sekte Waisnawa di Bali yakni dengan berkembangnya
warga Rsi Bujangga.
-
Sekte
Bodha dan Sogatha di Bali dibuktikan dengan adanya penemuan mantra Bhuda
tipeyete mentra dalam zeal meterai tanah liat yang tersimpan dalam stupika.
Stupika seperti itu banyak diketahui di Pejeng, Gianyar. Berdasarkan hasil
penelitian Dr. W.F. Stutterheim mentra Budha aliran Mahayana diperkirakan sudah
ada di Bali sejak abad ke 8 Masehi. Terbukti dengan adanya arca Boddhisatwa di
Pura Genuruan, Bedulu, arca Boddhisatwa Padmapani di Pura Galang Sanja, Pejeng,
Arca Boddha di Goa Gajah, dan di tempat lain.
-
Sekte
Brahmana menurut Dr. R. Goris seluruhnya telah luluh dengan Siwa Sidhanta. Di
India sekte Brahmana disebut Smarta, tetapi sebutan Smarta tidak dikenal di
Bali. Kitab-kitab Sasana, Adigama, Purwadigama, Kutara, Manawa yang
bersumberkan Manawa Dharmasastra merupakan produk dari sekte Brahmana.
-
Sekte Rsi di Bali, Goris memberikan uraian yang sumir dengan
menunjuk kepada suatu kenyataan, bahwa di Bali, Rsi adalah seorang Dwijati yang
bukan berasal dari Wangsa (golongan) Brahmana. Istilah Dewarsi atau Rajarsi
pada orang Hindu merupakan orang suci di antara raja-raja dari Wangsa Ksatria.
-
Sekte
Gonapatya adalah kelompok pemuja Dewa Ganesa. Adanya sekte ini dahulu di Bali
terbukti dengan banyaknya ditemukan arca Ganesa baik dalam wujud besar maupun
kecil. Ada berbahan batu padas atau dai logam yang biasanya tersimpan di
beberapa pura. Fungsi arca Ganesa adalah sebagai Wigna, yaitu penghalang
gangguan. Oleh karena itu pada dasarnya Ganesa diletakkan pada tempat-tempat
yang dianggap bahaya, seperti di lereng gunung, lembah, laut, pada penyebrangan
sungai, dan sebagainya. Setelah zaman Gelgel, banyak patung ganesha dipindahkan
dari tempatnya yang terpencil ke dalam salah satu tempat pemujaan. Akibatnya,
patung Ganesa itu tak lagi mendapat pemujaan secara khusus, melainkan dianggap
sama dengan patung-patung dewa lain.
-
Sekte Bhairawa adalah sekte yang memuja Dewi Durga sebagai
Dewa Utama. Pemujaan terhadap Dewi Durga di Pura Dalem yang ada di tiap desa
pakaman di Bali merupakan pengaruh dari sekte ini. Begitu pula pemujaan
terhadap Ratu Ayu (Rangda) juga merupakan pengaruh dari sekte Bhairawa.
Sekte ini menjadi satu sekte wacamara (sekte aliran kiri)
yang mendambakan kekuatan (magic) yang bermanfaat untuk kekuasaan duniawi.
Ajaran Sadcakra, yaitu enam lingkungan dalam badan dan ajaran mengenai
Kundalini yang hidup dalam tubuh manusia juga bersumber dari sekte ini.
Pada tahun Saka 910 (988 M), Bali diperintah raja Dharma
Udayana. Permaisurinya berasal dari Jawa Timur bernama Gunapria Dharmapatni
(putri Makutawangsa Whardana). Pemerintahan Dharma Udayana dibantu beberapa
pendeta yang didatangkan dari Jawa Timur. Antara lain Mpu Kuturan. Mpu Kuturan
diserahi tugas sebagai ketua majelis tinggi penasehat raja dengan pangkat
senapati, sehingga dikenal sebagai Senapati Kuturan.
3.Bentuk
Kristalisasi Siwa Sidhanta di Bali,
Kita kaitkan disini dengan adanya
Upacara Pitra Yadnya, dimana pada upacara ini melambangkan cara menghargai
orang yang sudah meninggal yakni dengan cara di ngaben. Kristalisasi Siwa
Sidhanta sama dengan upacara-upacara yang sangat skral sekali.
4.Apakah
saudara beragama Hindu ?
Iya, Pada
umumnya kita beragama karena mengikuti lingkungan, khususnya lingkungan
terdekat yaitu orang tua kita. Sejak kecil kita diajak oleh orang tua kita
mengikuti cara-cara agama. Kita diajak sembahyang bersama pada hari raya. Pada
usia tertentu kita dibuatkan upacara-upacara agama.
Ketika kita
mulai dewasa kita bertanya. "Mengapa kita beragama?". Jawabannya
sebenarnya hampir sama dengan waktu kita sembahnyang dimasa kanak-kanak, yaitu
agar kita selamat dalam menjalani hidup ini!. Dengan cara bagaimana? Dengan
jalan mendekatkan diri kepada Tuhan. Agama memberikan kita pedoman untuk
mendekatkan diri kita kepada Yang Suci.
Carl Gustav Jung, psikiater terkenal kelahiran Swiss (1875-1967) mengatakan: "Masalah spikologis masa kini adalah masalah kerohanian, masalah agama. Manusia jaman ini haus dan lapar akan hubungan yang kokoh dengan kekuatan-kekuatan spikis yang terdapat dalam dirinya. Kekurangan suatu hubungan yang kokoh dengan hal-hal rohani (Tuhan) membuat manusia tidak mengalami pemekaran, rasa sejahtera dan keamanan di dalam suatu dunia yang tenteram sentosa".
Carl Gustav Jung, psikiater terkenal kelahiran Swiss (1875-1967) mengatakan: "Masalah spikologis masa kini adalah masalah kerohanian, masalah agama. Manusia jaman ini haus dan lapar akan hubungan yang kokoh dengan kekuatan-kekuatan spikis yang terdapat dalam dirinya. Kekurangan suatu hubungan yang kokoh dengan hal-hal rohani (Tuhan) membuat manusia tidak mengalami pemekaran, rasa sejahtera dan keamanan di dalam suatu dunia yang tenteram sentosa".
Kita memeluk
agama Hindu karena kita lahir dari orang tua Hindu. Atau karena kita kawin
dengan seorang suami atau istri Hindu. Atau karena pilihan yang kita lakukan
secara sadar.
5)Menurut pendapat saya tentang,
Sang Pradaya, Krisna, dan Saibaba dalam konsep Siwa Sidhanta yakni :
Beberapa
pernyatan ini sangat penting sekali dalam konsep Siwa Sidhanta, terutama
Saibaba.
Sai
Baba selama ini memang menyita perhatian publik. Ia dikatakan memiliki
“mukjizat” hingga membuat orang terkagum-kagum. Sai Baba (Sathya Baba) pun
mengaku hasil dari reinkarnasi Shirdi Baba, seorang filsuf dan mahayogi, yang
meninggal dunia pada 1918. Dari sinilah titik awal Sai Baba mendaulat diri
sebagai reinkarnasi manusia suci.
Harrah's New Orleans Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusFind your way around the casino, find 바카라 자판기 사이트 where everything is located with maps, reviews, and 사천 출장마사지 Uber 남양주 출장샵 estimates. Map. Harrah's New หาเงินออนไลน์ Orleans Casino & Hotel 대구광역 출장마사지